Keep Spirit And Success

Rabu, 27 Agustus 2014

Buku BSE kelas 9

Assalammu'alaikum

Yuk yang suka baca buku Format PDF 
bisa didownload secara lengkap 
:D
Yuk langsung saja 








1. 
Matematika
Mudah Belajar Matematika kelas IX

Pengarang : Nuniek Avianti Agus
Penerbit : Pusat Perbukuan Depdiknas
Tahun : 2008

Download (2,587 MB)



2. 
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku 

Pengarang : Sarwiji Suwandi Sutarmo
Penerbit : Pusat Perbukuan
Tahun : 2008

Download (2,052 MB)

3. 
Bahasa Indonesia
Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan Bahasa dan Sastra Indonesia

Pengarang : Dwi Hariningsih, Bambang Wisnu, Septi Lestari
Penerbit : Pusat Perbukuan Depdiknas
Tahun : 2008

Download (1,368 MB)

4. 
Bahasa Indonesia
Bahasa dan Sastra Indonesia 3 

Pengarang : Maryati dan Sutopo
Penerbit : Pusat Perbukuan Diknas
Tahun : 2008

Download (1,404 MB)

5. 
Matematika
Matematika Aktif dan Menyenangkan 

Pengarang : Wahyudin Djumanta, Dwi Susanti
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,760 MB)

6. 
Bahasa Inggris
English in Focus

Pengarang : Artono Wardiman, Masduki B. Jahur, M. Sukiman
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (9,001 MB)

7. 
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs 

Pengarang : Nanang Herjunanto, Sutarto, Bambang Tri Purwanto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008
Download (6,391 MB)

8. 
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia 9

Pengarang : Wahono, Yulianti Setyorini
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,251 MB)

9. 
Bahasa Indonesia
Pelajaran Bahasa Indonesia

Pengarang : Tri Retno Murniasih, Sunardi
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,343 MB)

10. 
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas 3 

Pengarang : I Wayan L., Sugiharsono, M. Enoh, Teguh D., M. Nur 
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008
Download (3,983 MB)

11. 
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Indonesia Kelas IX 

Pengarang : Nas Haryati, Suhardi, Siti Cholisatul
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,231 MB)

12. 
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris SMP Kelas 3

Pengarang : Gunarso Susilohadi, Suharso, Dwi Anggani
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (2,801 MB)

13. 
PKn
Pendidikan Kewarganegaraan SMP 3

Pengarang : A.T. Sugeng Priyanto Djaenudin Harun
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,917 MB)

14. 
Ilmu Pengetahuan Alam Kelas
Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IX

Pengarang : Nur Kuswanti, Rahardjo, Sifak Indana, Wasis
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (5,291 MB)

15. 
Matematika
Matematika Kelas 3 SMP

Pengarang : R.Sulaiman , Toto Nusantara , Kusrini , Ismail
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (3,080 MB)

16. 
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia

Pengarang : Atikah Anindya Rini, Yuwono, Suhartono
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (1,492 MB)

17. 
Ilmu Pengetahuan Alam
Mari Belajar IPA Untuk SMP/MTs

Pengarang : Elok Sudibyo, Wahono Widodo, Wasis
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,155 MB)

18. 
Bahasa Indonesia
Berbahasa dan Bersastra Indonesia

Pengarang : Asep Yuda Wirajaya, Sudarmawati
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (7,875 MB)

19. 
Ilmu Pengetahuan Alam
Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar

Pengarang : Sukis Wariyono, Yani Muharomah
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (9,193 MB)

20. 
Bahasa Inggris
Scaffoliding Grade IX

Pengarang : Joko Priyana, Riandi, Anita P. Mumpuni
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download : Rapidshare (53,501 MB)

21. 
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial 3

Pengarang : Ratna Sukmayanti,Thomas R
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (15,367 MB)

22. 
Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Dan Kontekstual IX

Pengarang : Dewi Ganawati, Sudarmana, Wiwik R.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008
Download (5,347 MB)

23. 
Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial

Pengarang : Sanusi F., Jono T., Juli W., Mohammad Taukit S.
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,232 MB)

24. 
Matematika
Pegangan Belajar Matematika 3

Pengarang : A. Wagiyo, Sri Mulyono, Susanto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008

Download (4,251 MB)

25. 
Matematika
Matematika

Pengarang : Ichwan dan Masduki
Penerbit : Pusat Perbukuan Diknas
Tahun : 2008

Download (2,275 MB)


Ada juga yang lainnya
bisa di download diBlog saya 

Download Buku BSE Bahasa Indonesia Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE Bahasa Inggris Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE IPA Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE IPS Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE Matematika Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE Penjasorkes Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE PKn Kelas 9 : [DOWNLOAD]
Download Buku BSE TIK Kelas 9 : [DOWNLOAD]


Sekian terima kasih
semoga bermanfaat

Syukron Katsir

Wassalammu'alaikum

Kamis, 10 Juli 2014

Logo



Monggo Di Download
:D





Rabu, 26 Maret 2014

Kisah Aji Saka Dan Asal Mula Aksara Jawa

Assalammu'alaikum....


Hello Sobat Blogger,Kali ini saya akan share tentang Kisah Aji Saka Dan Asal Mula Aksara Jawa..Pasti pernah denger kan? Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Oke untuk mempersingkat waktu kita masuk ke TKP. 

Kisah Aji Saka Dan Asal Mula Aksara Jawa
Pada zaman dahulu kala, di Desa Medang Kawit, Desa Majethi, Jawa Tengah. Hidup seorang kesatria bernama Ajisaka. Dia seorang tampan dan memiliki ilmu yang sangat sakti. Ajisaka memiliki dua orang punggawa bernama Dora dan Sembada. Mereka berdua setia menemani Ajisaka. Suatu hari, Ajisaka ingin pergi berkelana, bertualang meninggalkan Pulau Majethi. Kemudian Ajisaka pun pergi bersama dengan Dora. Sedangkan Sembada tetap tinggal di Pulau Majethi. Sebelum pergi Ajisaka berpesan kepada Sembada untuk menjaga keris pusaka Ajisaka dan membawanya ke Pegunungan Kendeng.

“Sembada! Bawa keris pusaka ini ke Pegunungan Kendeng. Jagalah keris ini baik-baik dan jangan serahkan kepada orang lain sampai aku datang kembali untuk mengambilnya!” Aji Saka berpesan kepada Sembada.

“Baik, Tuan! Saya berjanji akan menjaga keris pusaka ini dan tidak akan memberikan kepada siapapun!” jawab Sembada.

Pada waktu itu di Jawa ada negeri yang terkenal makmur, aman, dan damai, yang bernama Negeri Medang Kamulan. Negeri itu dipimpin oleh Prabu Dewata Cengkar, seorang raja yang berbudi luhur dan bijaksana. Ia selalu memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Sehingga Negeri Medang Kamulan sejahtera. Namun semuanya berubah bermula ketika sang juru masak kerajaan teriris jarinya saat memasak. Sehingga potongan kulit dan darahnya pun masuk ke dalam sup yang akan disuguhkan kepada Sang Raja. Kemudian ia pun menyajikan masakannya kepada Prabu Dewata Cengkar. Prabu Dewata Cengkar langsung melahap habis sup tersebut ia merasa sup yang disajikan sangat lezat, kemudian ia mengutus patihnya yaitu Jugul Muda untuk menanyai juru masak kerajaan. Kemudian sang juru masak berkata bahwa ia tidak sengaja teriris jarinya menyebabkan kulit dan darahnya tercampur masuk ke dalam sup yang dihidangkan untuk Prabu Dewata Cengkar.

Setelah kejadian itu Prabu Dewata Cengkar memerintahkan kepada patihnya untuk menyiapkan seorang rakyatnya untuk disantap setiap harinya. Sejak itulah sang Prabu menjadi senang makan daging dan darah manusia dan sifatnya pun berubah menjadi bengis, jahat dan senang melihat orang menderita. Negeri Medang Kamulan pun perlahan berubah menjadi negeri yang sepi karena satu per satu rakyatnya disantap oleh rajanya, namun ada juga rakyat yang pergi mengungsi ke daerah lain.

Ajisaka bersama Dora saat itu tiba di Hutan yang sangat lebat. Ketika akan melintasi hutan tersebut, tiba-tiba Aji Saka mendengar teriakan seorang laki-laki meminta tolong.

“Tolong...!!! Tolong...!!! Tolong...!!!” demikian suara itu terdengar.

Mendengar teriakan itu, Aji Saka dan Dora segera menuju ke sumber suara tersebut. Tak lama kemudian, mereka mendapati seorang laki-laki paruh baya sedang dipukuli oleh dua orang perampok.

“Hei, hentikan perbuatan kalian!” seru Aji Saka.

Kedua perampok itu tidak menghiraukan teriakan Aji Saka. Mereka tetap memukuli laki-laki itu. Melihat tindakan kedua perampok tersebut, Aji Saka pun naik pitam. Dengan secepat kilat, ia melayangkan sebuah tendangan keras ke kepala kedua perampok tersebut hingga tersungkur ke tanah dan tidak sadarkan diri. Setelah itu, ia dan abdinya segera menghampiri laki-laki itu.

“Maaf, Pak! Kalau boleh kami tahu, Bapak dari mana dan kenapa berada di tengah hutan ini?” tanya Aji Saka.

Lelaki paruh baya itu pun bercerita bahwa dia seorang pengungsi dari Negeri Medang Kamulan. Ia mengungsi karena raja di negerinya yang bernama Prabu Dewata Cengkar setiap hari mengincar rakyatnya untuk di hidangkan. Karena takut menjadi mangsa sang Raja, lelaki itu kabur dari negeri itu.

Aji Saka dan Dora tersentak kaget mendengar cerita laki-laki tua yang baru saja ditolongnya itu.

“Bagaimana itu bisa terjadi, Pak?” tanya Aji Saka dengan heran.

“Begini, Tuan! Kegemaran Prabu Dewata Cengkar memakan daging manusia bermula ketika seorang juru masak istana teriris jarinya, lalu potongan kulit jari dan darahnya itu masuk ke dalam sup yang disajikan untuk sang Prabu. Rupanya, beliau sangat menyukainya. Sejak itulah sang Prabu menjadi senang makan daging manusia dan sifatnya pun berubah menjadi bengis,” jelas lelaki itu.

Mendengar pejelasan itu, Aji Saka dan abdinya memutuskan untuk pergi ke Negeri Medang Kamulan. Ia ingin menolong rakyat Medang Kamulan dari kebengisan Prabu Dewata Cengkar. Setelah sehari semalam berjalan keluar masuk hutan, menyebarangi sungai, serta menaiki dan menuruni bukit, akhirnya mereka sampai di Kerajaan Medang Kamulan. Ajisaka pun melihat keadaan negeri Medang Kamulan yang sunyi dan menyeramkan itu. Semua penduduk pergi meninggalkan negeri itu.

“Apa yang harus kita lakukan, Tuan?” tanya Dora.

“Kamu tunggu di luar saja! Biarlah aku sendiri yang masuk ke istana menemui Raja bengis itu,” jawab Aji Saka dengan tegas.

Dengan gagahnya, Aji Saka berjalan menuju ke istana. Suasana di sekitar istana tampak sepi. Hanya ada beberapa orang pengawal yang sedang mondar-mandir di depan pintu gerbang istana.

“Berhenti, Anak Muda!” cegat seorang pengawal ketika Aji Saka berada di depan pintu gerbang istana.

“Kamu siap dan apa tujuanmu kemari?” tanya pengawal itu.

“Saya Aji Saka dari Medang Kawit ingin bertemu dengan sang Prabu,” jawab Aji Saka.

“Hai, Anak Muda! Apakah kamu tidak takut dimangsa sang Prabu?” sahut seorang pengawal yang lain.

“Ketahuilah, Tuan-Tuan! Tujuan saya kemari memang untuk menyerahkan diri saya kepada sang Prabu untuk dimangsa,” jawab Aji Saka.

Para pengawal istana terkejut mendengar jawaban Aji Saka. Tanpa banyak tanya, mereka pun mengizinkan Aji Saka masuk ke dalam istana. Saat berada di dalam istana, ia mendapati Prabu Dewata Cengkar sedang murka, karena Patih Jugul tidak membawa mangsa untuknya. Tanpa rasa takut sedikit pun, ia langsung menghadap kepada sang Prabu dan menyerahkan diri untuk dimangsa.

“Ampun, Gusti Prabu! Hamba Aji Saka. Jika Baginda berkenan, hamba siap menjadi santapan Baginda hari ini,” kata Aji Saka.

Betapa senangnya hati sang Prabu mendapat tawaran makanan. Dengan tidak sabar, ia segera memerintahkan Patih Jugul untuk menangkap dan memotong-motong tubuh Aji Saka untuk dimasak. Ketika Patih Jugul akan menangkapnya, Aji Saka mundur selangkah, lalu berkata:

“Ampun, Gusti! Sebelum ditangkap, Hamba ada satu permintaan. Hamba mohon imbalan sebidang tanah seluas serban hamba ini,” pinta Aji Saka sambil menunjukkan sorban yang dikenakannya.

Permintaan itu dikabulkan oleh Sang Prabu. Ajisaka kemudian meminta Prabu Dewata Cengkar menarik salah satu ujung sorbannya. Ajaibnya, sorban itu setiap diulur, terus memanjang dan meluas hingga meliputi seluruh wilayah Kerajaan Medang Kamulan. Karena saking senangnya mendapat mangsa yang masih muda dan segar, sang Prabu terus mengulur serban itu sampai di pantai Laut Selatan. Kemudian Ajisaka mengibaska sorban tersebut, hal ini membuat Prabu Dewatacengkar terlempar ke laut. Wujud Prabu Dewata Cengkar lalu berubah menjadi buaya putih.

Mengetahui kabar tersebut, seluruh rakyat Medang Kamulan kembali dari tempat pengungsian mereka. Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi Raja Medang Kamulan menggantikan Prabu Dewata Cengkar dengan gelar Prabu Anom Aji Saka. Ia memimpin Kerajaan Medang Kamulan dengan arif dan bijaksana, sehingga keadaan seluruh rakyatnya pun kembali hidup tenang, aman, makmur, dan sentausa.

Setelah beberapa hari, Ajisaka menyuruh Dora pergi ke Pulau Majethi untuk ngambil keris pusaka yang dijaga oleh Sembada.

“Dora! Pergilah ke Pegunungan Kendeng untuk mengambil keris pusakaku. Katakan kepada Sembada bahwa aku yang menyuruhmu,” kata Ajisaka.

“Baik Tuan!” jawab Dora seraya memohon diri.

Setelah berhari-hari berjalan, sampailah Dora di Pegunungan Gendeng. Ketika kedua sahabat tersebut bertemu, mereka saling rangkul untuk melepas rasa rindu. Setelah itu, Dora pun menyampaikan maksud kedatangannya kepada Sembada.

“Sembada, sahabatku! Kini Tuan Ajisaka telah menjadi raja Negeri Medang Kamulan. Beliau mengutusku kemari untuk mengambil keris pusakanya untuk dibawa ke istana,” ungkap Dora.

“Tidak, sabahatku! Tuan Ajisaka berpesan kepadaku bahwa keris ini tidak boleh diberikan kepada siapa pun, kecuali beliau sendiri yang datang mengambilnya,” kata Sembada dengan tegas.

Sembada yang patuh pada pesan Ajisaka tidak memberikan keris pusaka itu ke Dora. Dora tetap memaksa agar pusaka itu segera diserahkan. Akhirnya keduanya bertarung tanpa ada yang mau mengalah. Mereka bersikeras mempertahankan tanggungjawab masing-masing dari Aji Saka. Mereka bertekad lebih baik mati daripada mengkhianati perintah tuannya. Akhirnya, terjadilah pertarungan sengit antara kedua orang bersahabat tersebut. Namun karena mereka memiliki ilmu yang sama kuat dan tangguhnya, sehingga mereka pun mati bersama.

Sementara itu, Aji Saka sudah mulai gelisah menunggu kedatangan Dora dari Pegunung Gendeng.

“Apa yang terjadi dengan Dora? Kenapa sampai saat ini dia belum juga kembali?” gumam Aji Saka.

Sudah dua hari Aji Saka menunggu, namun Dora tak kunjung tiba. Akhirnya, ia memutuskan untuk menyusul ke Pegunungan Gendeng seorang diri. Betapa terkejutnya ia saat tiba di sana. Ia mendapati kedua pengikut setianya Dora dan Sembada telah tewas. Mereka tewas karena ingin membuktikan kesetiaannya kepada tuan mereka. Untuk mengenang kesetiaan kedua abdinya tersebut, Aji Saka menciptakan aksara Jawa atau dikenal dengan istilah dhentawyanjana yang bunyinya :
Aksara Jawa
ha na ca ra ka
Ana utusan (ada utusan)
da ta sa wa la
Padha kekerengan (sama-sama menjaga pendapat)
pa dha ja ya nya
Padha digdayané (sama-sama sakti)
ma ga ba tha nga
Padha dadi bathangé (sama-sama mejadi mayat)

Cukup sekian cerita dari kami. Kurang lebihnya kami mohon maaf. Kami hanya manusia biasa.
Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb

Senin, 24 Maret 2014

Susunan Pengurus Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 2 Taman


Ketua Umum  : Ghiffari Amrul Ramadhan
Sekretaris I      : Robby Firmansyah Ardha
Sekretaris II    : Catur Andi Mega
Bendahara I    : Qurrota A’yun
Bendahara II   : Dimas Adji

Bidang Pekaderan
Ketua Bidang              : Maulana Fadya Hadi
Sekretaris. Bidang       : Devananda Rahilia
Amggota                     :           -    Aga Septi
-    Silfiana Safira
-    Muhammad Hafidzul
-    Filiana Karunia
-    Muhammad Hassan
Bidang Kajian Dakwah Islam (KDI)
Ketua Bidang              : Rizki Fauzan
Sekretaris Bidang        : Muhammad Nico
Anggota                      :     -     Renaldy Wahyu
-          Agung Putra
-          Radja
-          Muhammad Taufiq
-          Muhammad Rifqi


Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP)
Ketua Bidang              : Wildan Aziz Ramadhan
Sekretaris Bidang        : Cemara Eka Nissa
Amggota                     :     -    Nabil Erdiansyah
-          Dhifa Nur Alifah
-          Lubena Putri
-          Yessi Asku Gazella
-          Varin Rizki
-          Muhammad Adi Prasetyo
-          Anggi Diva
-          Estu Hendra Gunawan
-          Achmadi Madya

Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO)
Ketua Bidang              : Cevin Rahadiansah
Sekretaris Bidang        : Ayunda Oktaverina
Anggota                      :     -    Dinar Adinda
-          Nanda Agustina
-          Alfitra Oktavian
-          Tasya Salsabilla
-          Muhammd Ulwan
-          Muhammd Fikri
-          Safira Amanda Aisyah
-          Zulqoh Rosyada Ifat
-          Feristra Putri
-          Sevrina Ayuning